SEBAGAI salah satu dari tujuh keajaiban dunia, Candi Borobudur begitu tegak dan kokoh menjulang ke angkasa. Sebagai bagian dari sejarah yang telah berumur 12 abad, tak mengherankan bila Candi Borobudur menjadi satu dari 15 destinasi wisata unggulan 2012 yang diusung Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
Pada tulisan-tulisan sebelumnya,
okezone sudah mengulas keindahan panorama Pangandaran, Danau Toba, Kepulauan Derawan, Raja Ampat, Gunung Bromo, dan Sabang yang menjadi bagian dari 15 destinasi wisata unggulan 2012. Kini giliran Candi Borobudur.
Indonesia mempunyai banyak tempat wisata unik, salah satunya Candi Borobudur yang terletak di Magelang, Jawa Tengah, sekira 40 km dari Yogyakarta. Candi Borobudur dibangun menggunakan sekira 55.000 meter kubik batu. Tinggi bangunan ini sampai ke puncak adalah 42 meter, dengan lebar dasar 123 meter. Candi Borobudur memiliki 10 tingkat yang terdiri dari enam tingkat berbentuk bujur sangkar, tiga tingkat berbentuk bundar melingkar, dan sebuah stupa utama sebagai puncaknya. Di setiap tingkat terdapat beberapa stupa, seluruhnya terdapat 72 stupa selain stupa utama. Di setiap stupa terdapat patung Budha.
Sepuluh tingkat menggambarkan filsafat Budha yaitu tingkatan Bodhisattva yang harus dilalui untuk mencapai kesempurnaan menjadi Budha di nirwana. Kesempurnaan ini dilambangkan oleh stupa utama di tingkat paling atas. Struktur Borobudur bila dilihat dari atas membentuk struktur mandala yang menggambarkan kosmologi Budha dan cara berpikir manusia. Di keempat sisi candi terdapat pintu gerbang dan tangga ke tingkat di atasnya seperti sebuah piramida. Hal ini menggambarkan filosofi Budha yaitu semua kehidupan berasal dari bebatuan hingga menjadi jiwa dan masuk nirwana (reinkarnasi).
Bangunan raksasa ini hanya berupa tumpukan balok batu raksasa. Batu-batu dipotong lalu diangkut dan disambung dengan pola seperti permainan lego, tanpa semen atau perekat. Batu-batu ini hanya disambung berdasarkan pola dan ditumpuk. Semua batu diambil dari sungai di sekitar Candi Borobudur.
Sedangkan relief mulai dibuat setelah batu-batuan tersebut selesai ditumpuk dan disambung. Relief terdapat pada dinding candi. Candi Borobudur memiliki 2670 relief yang berbeda. Relief ini dibaca searah putaran jarum jam. Relief ini menggambarkan suatu cerita yang cara membacanya dimulai dan diakhiri pada pintu gerbang di sebelah timur. Hal ini menunjukkan bahwa pintu gerbang utama Candi Borobudur menghadap timur seperti umumnya candi Budha lainnya.
“Keindahan panorama Candi Borobudur akan tampak saat indah apabila Anda berkunjung saat matahari terbit karena pemandangan itu tidak ada duanya. Seperti melihat matahari terbit di Pegunungan Himalaya,” tutur Arif (29), salah seorang wisatawan Candi Borobudur saat dihubungi
okezone, baru-baru ini.
Arif menjelaskan, walau masih mengantuk, ia tetap bersemangat mengejar matahari dari balik Candi Borobudur. Laksana para pertapa Budha zaman dahulu, seakan tengah bermeditasi, dan merapal doa diiringi semburat matahari terbit.
“Saat mengunjungi Borobudur pagi hari, masing-masing orang dibekali senter kecil. Rombongan mulai jalan menuju Candi Borobudur di pekatnya langit malam menuju subuh. Minimal jam 04.00, peserta tur paket Sunrise Candi Borobudur harus sudah siap di pos penjualan tiket yang terletak di area Hotel Manohara,” tuturnya.
Sementara Indri Hapsari menuturkan, bila ingin mengunjungi Candi Borobudur pagi hari, ada baiknya ditemani pemandu wisata. “Sebelum mulai menaiki tangga Candi Borobudur untuk mencapai lantai teratas, pengunjung harus melewati pos keamanan untuk dicek barang bawaan sekaligus menunjukkan tiket masuk khusus paket Sunrise Candi Borobudur,” ungkapnya.
“Walau dalam rombongan, keheningan tetap tercipta. Mungkin karena masih mengantuk atau tersihir pesona Candi Borobudur. Efek lampu sorot yang menyinari Candi Borobudur bagai sebuah oase di tengah kegelapan. Begitu magis dan memukau mata,” tutur arif.
Sesekali terdengar suara tawa dan orang-orang mengobrol dengan berisik. Namun, dengan sigap dan ramah, para pemandu akan mengingatkan. “Mohon tidak berisik. Kalau bicara bisik-bisik saja. Mohon maaf, karena kita ingin menjaga supaya tetap hening. Turis-turis asing datang untuk di pagi hari ini bukan hanya untuk melihat matahari terbit, tapi juga mencari kedamaian seperti meditasi,” kata seorang pemandu, seperti ditirukan Indri.
Cahaya-cahaya kecil dari senter mulai meramaikan jalan maupun saat naik menuju lantai teratas Candi Borobudur. Pengunjung langsung mengambil posisi masing-masing. Menanti munculnya sinar matahari pertama yang menyapu Candi Borobudur.
Indri menjelaskan waktu terbaik adalah bulan Juli. Saat cuaca cerah, tidak hanya matahari yang tampak menyembul di balik candi dan patung Buddha, tetapi juga akan tampak siluet Gunung Merapi dan Gunung Merbabu.
“Saat langit mulai cerah, beberapa turis Jepang tampak mencangkupkan tangan, menutup mata, dan berdoa. Beberapa mengucapkan puja menghadap matahari, namun beberapa menghadap ke arah stupa yang melambangkan Adi Budha. Stupa induk ini begitu khas, karena sangat besar dan berada di puncak Candi Borobudur,” tandasnya.
Arif menjelaskan, untuk bisa menikmati matahari terbit di Candi Borobudur, pengunjung harus membeli tiket dengan harga yang jauh lebih mahal daripada tiket biasa. Untuk wisatawan lokal dikenakan biaya Rp220 ribu dan wisatawan asing Rp320 ribu. Harga tiket ini sudah termasuk sarapan pagi setelah Anda puas menikmati Candi Borobudur.
“Sebuah pengalaman yang mengesankan. Mata yang mengantuk perlahan-lahan terbangun saat menikmati langit malu-malu menjadi cerah. Sebuah keheningan yang damai dan menyejukkan hati. Sekadar duduk dan menunggu matahari dalam diam saja serasa sedang bermeditasi,” tutupnya.