Bayangan pemecatan kini menghantui para pelatih yang gagal membawa timnya menang. Seorang pelatih bisa dipecat kapan saja meski telah dikontrak dalam waktu jangka panjang.
Pelatih selalu dijadikan kambing hitam jika tim yang ditanganinya terpuruk. Dan pemecatan seorang pelatih selalu dijadikan solusi oleh pemilik klub.
Pemecatan ditengarai karena pemilik klub selalu menuntut agar klubnya bisa menjadi terbaik. Apapun caranya, pelatih atau manajer yang dikontraknya harus dengan instan mempersembahkan gelar.
Tekanan hebat kepada seorang pelatih dilakukan karena sang pemilik klub sudah mengeluarkan uang miliaran pounds dan euro untuk membangun tim. Jika hasilnya masih nol, pelatih selalu menjadi orang pertama yang terbuang.
Padahal, untuk menjadi tim terhebat tidak bisa dibentuk secara instan. Butuh waktu memoles sebuah tim agar bisa menjadi yang terbaik.
Itulah yang dialami oleh manajer Sir Alex Ferguson. Fergie membutuhkan waktu empat tahun sebelum mendapatkan gelar pertamanya bersama Setan Merah. Saat itu ia sukses menjuarai FA Cup musim 1989-1990.
"Saat itu kami tidak diunggulkan karena ketika itu Liverpool adalah tim yang mendominasi liga. Mereka memenangi hampir semua gelar. Karena itu kami harus membangun kembali klub ini dari awal," kata Fergie sambil mengenang masa-masa awalnya bersama MU.
Namun industri sepakbola modern jauh berbeda dengan era Fergie saat pertama kali menangani MU. Keadaannya sudah jauh berbeda. Semua klub ingin cepat meraih gelar.
Pertengahan bulan lalu, Ferguson sudah menyatakan kalau kompetisi sepakbola di Premier League saat ini sangat kompetitif. Ia mengakui, jika dirinya baru menjabat sebagai manajer MU di musim ini ia pasti akan kesulitan menghadapi tim-tim Premier League lainnya.
Menurut dia, pemilik klub Liga Inggris di era modern ini sangat berbeda ketika ia pertama kali datang ke Old Trafford 1986. Dulu, sama sekali tidak ada keharusan bagi suatu tim untuk mendapatkan trofi. Tapi sekarang semuanya berubah, tim-tim papan atas saling berebut menjadi juara, meskipun itu hanya gelar Piala Liga atau Piala Carling yang sejatinya diperuntukkan tim-tim papan tengah dan bawah.
"Jika saya menjadi manajer baru di MU di musim ini, saya yakin akan kesulitan karena kerasnya persaingan Premier League," tutur Fergie seperti dilansir Mirror Football.
Fergie pantas berterima kasih kepada pemilik klub saat itu yang sangat bersabar dan sama sekali tidak menekannya. Hasilnya, di musim 1992-1993 Fergie berhasil meraih gelar Liga Inggris pertamanya bersama MU.
"Itu tidak mudah. Tapi pengalaman saya di Aberdeen membuktikannya. Dan itu memberikan saya kepercayaan jika saya bisa melakukan pekerjaan ini," ujarnya lagi.
Sedangkan sekarang banyak pemilik klub dengan gampang memecat manajernya. Itulah yang dialami Andre Villas-Boas baru-baru ini. Ia dipecat setelah Chelsea terus mengalami kekalahan beruntun. Kekalahan terakhir Chelsea saat menghadapi West Bromwich Albion.
Tapi Villas-Boas bukanlah yang pertama. Ada banyak manajer yang menangani klub elite bernasib sama. Dan bukan hanya Chelsea yang melakukan pemecatan, tapi Real Madrid dan Inter Milan juga sering melakukan hal yang sama.
Chelsea
Sejak dimiliki oleh Roman Abramovich tahun 2003, dengan limpahan materi yang tidak sedikit, taipan minyak asal Rusia itu membangun kerajaan timnya dengan mendatangkan pemain-pemain top. Sayang, manajer Claudio Ranieri yang saat itu menangani tim gagal memuaskan sang bos. Ia kemudian diganti oleh Jose Mourinho pada tahun 2004.
Sejak ditangani oleh Mou, Chelsea terbilang sukses. Manajer asal Portugal itu memberikan enam gelar, dua diantaranya adalah Premier League. Tapi enam gelar itu tidak memuaskan Abramovich. Ia akhirnya menyudahi kontrak Mou tahun 2007 karena tidak bisa memberikan gelar Liga Champions.
Pengganti Mou ternyata tidak lebih baik. Ada Avram Grant, Luiz Felipe Scolari, Ray Wilkins, Guus Hiddink, dan Carlo Ancelotti. Sederet pelatih itu nasibnya juga sama.
Kini, setelah Villas-Boas dipecat pihak klub telah menunjuk Roberto Di Matteo sebagai manajer sementara. Apakah manajer Italia itu mampu mengangkat performa The Blues? kita tunggu saja.
Real Madrid
Tidak hanya Chelsea yang sering mengganti manajernya. Tim elite Spanyol, Real Madrid juga melakukan kebijakan sama. Bahkan, Madrid boleh dibilang tim yang paling sering memecat pelatihnya sejak ditinggalkan oleh Vicente del Bosque 2003.
Carlos Queiroz, Jose Antonio Camacho, Mariano Garcia Remon, Vanderlei Luxemburgo, Juan Ramón Lopez Caro, Fabio Capello, Bernd Schuster, Juande Ramos, dan Manuel Pellegrini adalah korban ambisi Madrid. Sederet pelatih itu menangani Madrid tidak lama. Rata-rata hanya satu tahun.
Jika dibandingkan Del Bosque, pelatih-pelatih yang didepak Madrid itu memang jauh memuaskan. Pelatih asal Spanyol itu sukses menangani Madrid. Sejak ia datang tahun 1999, banyak gelar dipersembahkan. Dia tercatat menorehkan dua gelar La Liga, dan dua kali gelar Liga Champions serta beberapa gelar lainnya.
Inter Milan
Ambisi Inter yang ingin meraih gelar Liga Champions akhirnya tercapai setelah pelatih Jose Mourinho datang ke Italia. Pelatih asal Porto itu akhirnya memberikan gelar yang selama ini diidam-idamkan oleh Presiden Massimo Moratti.
Tapi, kebersamaan Mou dengan Inter hanya berlangsung dari 2008-2010 saja. Ia kemudian memilih bergabung dengan Madrid hingga sekarang.
Sejak ditinggalkan oleh Mou itulah Inter seperti kehilangan arah. Inter terus mengalami kemunduran dan tak berdaya di kancah Eropa.
Padahal pengganti Mou bukan pelatih sembarangan. Saat itu, Rafael Benitez yang terpilih menggantikan Mou. Tapi mantan manajer Liverpool itu gagal total. Ia hanya bertahan dalam hitungan bulan.
Inter kemudian memilih Leonardo. Tapi pelatih asal Brasil itu prestasinya tidak juga memuaskan Moratti. Sang presiden kemudian memecatnya akhir musim lalu.
Kemudian, musim ini Moratti menunjuk Gian Piero Gasperini untuk menangani Inter. Tapi pelatih asal Italia itu juga bernasib sama dengan Benitez, ia juga dipecat dalam hitungan bulan.
Sekarang Inter ditangani oleh Ranieri, pelatih yang pernah didepak oleh Chelsea. Sempat tampil apik di tangan Ranieri, Inter kini kembali diujung tanduk. Kekalahan demi kekalahan terus dialami oleh Nerazzurri. Akibat rentetan kekalahan itu langsung membuat posisi pelatih Ranieri terus digoyang.
MU dan Arsenal
Jika ketiga klub di atas rajin mengganti pelatihnya, hal itu tidak terjadi dalam tubuh Manchester United dan Arsenal. Dua klub itu paling lama mempertahankan manajernya.
MU mulai ditangani oleh Ferguson sejak tahun 1986 hingga sekarang. Selama itulah sudah puluhan gelar dipersembahkan oleh manajer asal Skotlandia tersebut.
Sekarang, Fergie menjadi salah satu manajer yang dihormati di Liga Inggris dan juga seluruh dunia. MU telah disulapnya menjadi salah satu tim terkemuka di dunia. Selama kariernya ia membantu MU mendapatkan 12 gelar Premier League, 5 gelar FA Cup, 4 gelar Piala Liga/Piala Carling dan 2 gelar Liga Champions.
Sedangkan Arsenal juga melakukan kebijakan yang sama. The Gunners lebih mempertahankan Arsene Wenger meski manajer asal Prancis itu belum mempersembahkan gelar Liga Champions sejak ia tiba di London tahun 1996. Gelar terbaiknya adalah tiga kali menjuarai Premier League.