Sebuah festival musik akan digelar di bekas Pabrik Gula Colomadu di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, 4-8 Juli. Festival akan disajikan di atas panggung dengan latar belakang bangunan pabrik gula yang dibangun tahun 1861 itu.
Festival yang diberi nama KretaKencana World Music Festival ini digelar menyusul batalnya perhelatan Solo International Ethnic Music (SIEM). Penyelenggara memutuskan tidak menggunakan nama SIEM setelah muncul protes atas pemilihan tempat penyelenggaraan, Taman Balekambang.
Seniman kethoprak melayangkan protes karena tidak bisa berpentas di Taman Balekambang selama SIEM dihelat. Ada pula kekkhawatiran akan rusaknya lingkungan di Balekambang yang merupakan hutan kota. Muncul pula klaim terhadap hak cipta atas nama SIEM oleh dua seniman. Kedua seniman, Yasudah dan Didied Mahaswara, juga menggugat SIEM yang dinilai kini lebih menonjolkan unsur kontemporernya ketimbang musik etnik.
Berbagai masalah itu mendorong penyelenggara yang kini menamakan diri KretaKencana World Music Festival Community memutuskan menggelar festival dengan nama berbeda pada waktu yang sama. Para penampil sebagian besar sama dengan rencana penampil pada SIEM. Ada 16 delegasi yang akan tampil, tiga di antaranya dari luar negeri.
"Pertimbangan kami, menyelenggarakan festival ini adalah menjaga nama baik bangsa," kata Media dan Public Relations KretaKencana World Music Festival Dara Narendra, Sabtu (30/6/2012) di Karanganyar.