STF / AFP Pelatih Spanyol, Vicente del Bosque (kanan), dan pelatih Portugal, Paulo Bento (kiri).
lintasperistiwa12.com - Semifinal antara Spanyol dan Portugal akan menjadi palagan pertaruhan Vicente del Bosque dan Paulo Bento. Ibarat pasukan bermesiu komplet, Iker Casillas dan kawan-kawan bakal memeras keringat kala beradu dengan barisan berterompah di bawah komando Cristiano Ronaldo. Portugal lewat Nuno Gomez membungkam Spanyol, 1-0, pada laga penyisihan Piala Eropa 2004. Spanyol meringis dan Portugal menjadi finalis. Namun, Spanyol lewat David Villa juga melumat Portugal, 1-0, di Piala Dunia 2010 dan menjadi juara! Maka, semifinal ini adalah pembuktian berikutnya....
Di negaranya, Bento (43) adalah pelatih ketiga yang terbanyak memenangkan timnya, 64 persen dari semua laga yang diikuti (sebelum Piala Eropa 2012). Persentase ini masih di bawah Manuel da Luz Afonso (75 persen) dan Humberto Coelho (67 persen). Wajar jika Bento ingin mendongkraknya.
Adapun Del Bosque (61) memenangi 84 persen laga untuk tim yang ia asuh. Memang kurang bijaksana membandingkan persentase Del Bosque ini dengan Bento, yang jauh lebih muda. Setidaknya angka-angka tadi menjadi gambaran, kedua pelatih ini sama-sama bertangan dingin. Menjejaki babak empat besar bukan perkara mudah.
Di laga utama internasional, Portugal hanya satu kali mengalahkan Spanyol, pada tahun 2004 tadi. Itu kekalahan telak buat ”La Furia Roja” karena langsung tamat pada penyisihan grup. Sebelum tahun 2004, Portugal dan Spanyol hanya bertemu pada babak kualifikasi, baik Piala Eropa maupun Piala Dunia, dan Portugal selalu takluk.
Sebelum Piala Eropa 2012 berlangsung, Bento mengatakan, kekalahan Portugal di Piala Eropa 2008 dan Piala Dunia 2010 sangat bisa dimaklumi. Tidak ada yang salah waktu itu. Pada tahun 2008, Portugal kalah dari Jerman, negara yang kemudian menjadi finalis. Adapun pada 2010, Portugal kalah dari Spanyol, negara yang lantas mengangkat trofi. Artinya, Portugal tidak kalah dari tim yang lalu terhenti di langkah berikutnya.
Dari total 37 pertemuan Portugal versus Spanyol, Portugal memang hanya memenangi 9 laga di antaranya, 15 kali kalah, dan sisanya berimbang. Akan tetapi, patut diingat, tim ”Seleccao Eropa” ini pernah menang telak 4-0 atas Spanyol pada laga persahabatan di Lisabon, 17 November 2010. Gol dicetak oleh Carlos Martins, Hugo Almeida, dan Helder Postiga (dua gol).
Mengedepankan tim
Berkali-kali Bento mengatakan, ia dan tim tidak mungkin mengharapkan Ronaldo mengurai semua masalah. Itu tidak adil. ”Kami harus mengalahkan tim lain karena kekuatan tim kami tidak menunjuk satu atau dua pemain,” katanya kepada majalah World Soccer. Ia mengulang-ulang kalimat itu dalam setiap wawancara dengan wartawan.
Portugal telah menunjukkan kerja kerasnya, mulai babak kualifikasi, yang harus dituntaskan dengan play off melawan Bosnia-Herzegovina, hingga kini. Menjelang semifinal, para pemain pun memulihkan kondisi. ”Kami ingin kembali ke lapangan dengan kondisi baik. Saya tak pernah khawatir dengan para pemain ini karena mereka memiliki kualitas dan mau bekerja keras. Kami ingin menunjukkan lagi di semifinal,” tutur Bento kepada AFP.
Di bawah Bento, Portugal telah mengembangkan gaya permainan efektif dikombinasikan dengan serangan balik. Kendati penguasaan bola sejauh ini hanya 46 persen, nyatanya Portugal mampu berada di empat besar.
Untuk melawan ”Matador”, Bento tetap enggan membicarakan individu per individu. Untuk pertama kali sepanjang turnamen, Bento akan mengganti barisan starter karena striker Postiga cedera hamstring seusai kemenangan 1-0 melawan Ceko. Almeida pun dipasang untuk menggantikan Postiga. Pepe dan Fabio Coentrao diharapkan kembali bugar untuk menjaga sisi belakang. Keduanya kembali berlatih, Minggu (24/6), setelah beristirahat Sabtu.
Kelemahan utama Portugal bisa jadi adalah penjaga gawang Rui Patricio. Bandingkan dengan Casillas yang matang dan kiper terbaik Piala Dunia 2010 itu. Kelemahan lain mungkin ada di bagian tengah karena Ronaldo dan Nani akan meronda di sisi sayap.
Dengan semua kelebihan dan kelemahan yang Portugal miliki, pemain kanan-belakang Joao Pereira yakin, segalanya berjalan sesuai rencana. ”Kami akan menjaga yang kami punya. Kami menghormati mereka (Spanyol) sebagai juara Eropa dan dunia. Namun, kami juga tidak akan berlebihan karena ini soal 11 lawan 11, dan kami bermain baik,” tutur Pereira dalam jumpa pers.
Bagaimanapun, Ronaldo tetap menjadi fokus dan sepertinya semua berpulang padanya. Striker Real Madrid itu sangat gerah karena dibandingkan dengan striker Barcelona, Lionel Messi, di La Liga. Maka penampilannya akan dinantikan semua pemujanya, termasuk 11 juta follower-nya di Twitter.
Dua langkah ke depan
Spanyol ”hanya” dua langkah lagi menuju gelar juara. Dua langkah ini ibarat mengangkat kulkas dari dapur ke teras saat rumah kebakaran. Berat, tetapi akan terasa ringan karena saking semangatnya.
Bayangkan, Del Bosque akan menjadi satu-satunya pelatih yang membawa timnya memenangi Piala Eropa dan Piala Dunia jika Spanyol menjuarai Piala Eropa 2012. Setelah dipercaya menangani tim nasional seusai Piala Eropa 2008, Del Bosque menjawab dengan trofi Piala Dunia. Saatnya Del Bosque memberi jawaban kedua. Jika menang, Spanyol akan menjadi tim pertama yang tiga kali berturut-turut memenangi turnamen utama internasional. Wow!
Dengan para pemain berkualitas seperti saat ini, apa yang ditakutkan Del Bosque? Sejak memenangi Piala Eropa 1964, menjadi finalis tahun 1984, lantas terpuruk selama dua dekade, Spanyol berangsur makin kuat. Del Bosque mewarisi gaya bermain tiki-taka (passing pendek, bergerak, menguasai bola), yang berefek besar untuk Barcelona.
”Kami beruntung memiliki generasi pemain yang mengagumkan. Para pemain yang berbakat dan berperilaku baik. Para pemain yang rendah hati dan tidak mementingkan diri sendiri,” kata Del Bosque.
Dipandu Del Bosque, La Furia Roja disebut-sebut sebagai Barcelona minus pemain Argentina, Lionel Messi. Spanyol berbagi filosofi dengan Barca.
Del Bosque mulanya enggan membandingkan Cesc Fabregas dengan Messi. Jika Spanyol harus mencari figur Messi, itu bukan Fabregas, dan Fabregas pun menolak dibandingkan dengan Messi.
”Jangan pernah bandingkan saya dengan Messi, itu bodoh. Saya bermain sesuai arahan bos. Kita tidak perlu membicarakan Messi, pertama karena ia tidak di sini, dan ia adalah pemain terbaik di dunia. Saya harap tidak ada yang menginginkan saya mengelabui lima pemain dan mencetak gol,” kata Fabregas.
Del Bosque pun akhirnya menjawab, ”David Silva adalah Messi-nya Spanyol.” Silva memang belum pernah dipanggil oleh klubnya, Manchester City, untuk memainkan peran seperti peran Messi di Barca. Namun, menurut Del Bosque, Silva tepat diberi tanggung jawab itu.
Lepas dari soal formasi, kepercayaan diri Spanyol sangatlah besar. ”Ya kami sangat percaya diri. Kami telah bermain baik sejauh ini dan kami akan melanjutkan,” kata gelandang Real Madrid, Xabi Alonso.
Menghadapi Portugal, Del Bosque berjanji, ”Cristiano Ronaldo akan kami perlakukan secara khusus.” Maka, sebut tiga kali Bento Bento Bento... lantas dibalas lebih kencang, ”Bosque...!” Asyeeek.... (SUSI IVVATY)